LAPORAN AKHIR
MODUL 4
SISTEM KOTAK INFAQ CERDAS
PERANCANGAN SISTEM CERDAS KOTAK INFAQ
Infaq merupakan salah satu amalan penting dalam Islam, sangat membantu
kegiatan sosial dan keagamaan di masyarakat. Infaq biasanya dilakukan melalui
kotak infaq di masjid, musholla, atau tempat umum lainnya. Namun, sistem
pengumpulan infaq tradisional menghadapi beberapa masalah seiring perkembangan
zaman dan kemajuan teknologi. Salah satu masalah yang harus diatasi adalah
kurangnya transparansi, serta kemungkinan kehilangan karena kurangnya system
keamanan atau pemantauan kotak infaq.
Perancangan sistem cerdas ini melibatkan penggunaan teknologi sensor. Sensor
akan digunakan untuk mendeteksi dan membantu jamaah mengisi donasi yang
dimasukkan ke dalam kotak infaq. Kotak infaq dapat memberitahukan bahwasanya
kotak infaq penuh atau terindikasi ada
kemalingan. Dengan demikian, sistem ini diharapkan dapat memberikan solusi yang
inovatif dalam pengelolaan dana infaq, serta mendorong lebih banyak masyarakat
untuk berpartisipasi dalam kegiatan amal.
- Mengetahui cara membuat sistem kotak infaq cerdas dengan menggunakan mikrokontroler Arduino UNO dan sensor-sensor yang digunakan.
- Mengimplementasikan
komunikasi data pada istem kotak infaq cerdas.
- Memahami
prinsip kerja dari sensor dan komponen yang digunakan pada rangkaian, seperti sensor rfid, pir, ultrasonic, vibration, dan touch.
- Mengurangi risiko pencurian kotak
infaq.
- Mempermudah Akses dan Partisipasi Donatur
1. Sensor
RFID
RFID (Radio
Frequency Identification) adalah teknologi identifikasi nirkabel yang memungkinkan
data dikirimkan antara tag dan pembaca RFID melalui gelombang radio. Sistem ini
terdiri dari tiga komponen yaitu tag RFID sebagai perangkat kecil yang berisi
informasi unik, biasanya nomor seri, dan antena untuk menerima dan mengirimkan
sinyal radio. Tag RFID terbagi dua, yaitu pasif dan aktif.
Pasif
menggunakan sinyal pembaca RFID sebagai energi, tanpa sumber daya sendiri,
sedangkan aktif memiliki sumber daya internal, atau baterai, dan dapat
mengirimkan sinyal lebih kuat ke jarak jauh. Selanjutnya Pembaca RFID yaitu perangkat
yang memancarkan sinyal radio untuk mengaktifkan tag RFID dan membaca data yang
tersimpan di dalamnya, menggunakan antena untuk mengirim dan menerima sinyal
radio.
Gambar 1.
Sensor RFID
Karakteristik
Utama:
- Chip RFID: MFRC522 dari NXP
Semiconductors
- Frekuensi Operasi: 13.56 MHz
- Protokol yang Didukung:
ISO/IEC 14443 A/MIFARE, NTAG
- Tegangan Operasi: 2.5V -
3.3V
- Arus Operasi: 13 - 26 mA
(mode aktif), 10 - 13 mA (mode siaga)
- Interface Komunikasi: SPI,
I2C, UART (Serial)
- Jangkauan Baca: Hingga 50 mm
(tergantung pada ukuran dan tuning antena)
- Fitur Tambahan: Timer
terprogram, self-test internal, FIFO buffer
Prinsip
kerja sensor ini yaitu pembaca RFID memancarkan sinyal radio frekuensi melalui
antena. Sinyal ini membawa energi dan informasi yang diperlukan untuk
berkomunikasi dengan tag RFID. Tag RFID Menerima Sinyal dan aktif, ketika tag
RFID berada dalam jangkauan sinyal pembaca, antena tag akan menangkap energi
dari sinyal tersebut. Energi ini digunakan untuk mengaktifkan chip RFID yang
tertanam di dalam tag. Tag RFID Mengirimkan Data, setelah aktif, chip RFID di
dalam tag akan memproses informasi yang diterima dari pembaca dan mengirimkan
data kembali ke pembaca melalui sinyal radio.
Data ini
biasanya berupa nomor identifikasi unik atau informasi lain yang tersimpan di
dalam tag. Pembaca RFID menerima dan memproses Data dengan menerima sinyal
radio yang dikirimkan oleh tag dan mengekstrak data yang terkandung di
dalamnya. Data ini kemudian dapat diproses oleh sistem komputer atau perangkat
lainnya untuk berbagai keperluan, seperti identifikasi, pelacakan, atau
otentikasi.
Gambar 2.
Grafik Respon Sensor RFID
2. Sensor
PIR
Sensor
inframerah pasif (PIR) terutama terdiri dari elemen piroelektrik yang sensitif
terhadap perubahan suhu. Ketika objek bergerak di sekitar area deteksi sensor,
radiasi inframerah yang dipancarkan objek akan berubah, mengubah elemen
piroelektrik, yang kemudian mengubah suhu menjadi sinyal listrik yang dapat
dideteksi.
Gambar 3.
Sensor PIR
Prinsip Kerja sensor pir adalah Sensor PIR mendeteksi radiasi
inframerah dalam gelombang panjang, terutama panjang gelombang sekitar 10
mikrometer. Sensor PIR biasanya terdiri dari dua atau lebih elemen detektor inframerah
yang dirancang khusus yang saling tumpang tindih untuk mendeteksi perubahan di
area yang dipantau.
Komponen sensor PIR menggunakan bahan pyroelectric,
yang mengeluarkan tegangan listrik saat dipanaskan atau didinginkan. Suhu
permukaan elemen pyroelectric berubah karena pergerakan objek, seperti
manusia, mengubah pola radiasi inframerah. Pola radiasi berubah ketika
seseorang atau hewan bergerak melewati bidang pandang sensor PIR.
Karakteristik Sensor PIR HC-SR501:
- Tegangan Operasi: 5V DC
- Konsumsi Arus: 65µA
(standby), 15mA (aktif)
- Output: TTL (high/low)
- Waktu Tunda: 5-200 detik
(dapat diatur)
- Sensitivitas: 3-7 meter
(dapat diatur)
- Jangkauan Deteksi: <140°
- Suhu Operasi: -15°C hingga
+70°C
Gambar 4.
Grafik Respon Sensor PIR
3. Sensor
Vibration
Sensor
getaran SW-420 adalah modul sensor yang didesain untuk mendeteksi getaran atau
guncangan. Sensor ini menggunakan saklar pegas internal yang akan terhubung
saat terjadi getaran melebihi ambang batas tertentu. SW-420 biasanya digunakan
dalam proyek-proyek elektronik sederhana yang memerlukan deteksi getaran,
seperti alarm anti-maling atau pengukur getaran.
Gambar 5.
Sensor Vibration
Prinsip kerja sensor getaran SW-420 adalah seperti
saklar pegas sederhana. Berikut adalah penjelasan prinsip kerjanya. Saat kondisi
Normal(tidak ada getaran), Hubungan listrik (sirkuit tertutup) terjadi ketika
bola logam konduktif di dalam sensor menggantung di atas dua kontak listrik.
Dalam situasi normal, bola logam ini menyentuh kontak bawah sensor. Sensor menghasilkan
output yang rendah (0V).
Saat terjadi Suara, Bola logam akan bergerak dari kontak bawah ketika sensor
bergetar atau goyah. Ini menyebabkan hubungan listrik terputus. Sensor
menghasilkan output level HIGH, biasanya 3.3V atau 5V, tergantung pada tegangan
operasi. Apabila getaran dihentikan, maka
bola logam akan kembali ke posisi awalnya saat getaran berhenti dan menyentuh
kontak bawah.Hubungan listrik disambungkan kembali melalui sirkuit tertutup. Sensor
mengembalikan output ke level sebelumnya.
Karakteristik
Sensor Vibration SW-420:
·
Tegangan
Operasi: Nilai: 3.3V hingga 5V DC
·
Konsumsi
Daya: Nilai: 15 mA
·
Output:
Jenis: Sinyal digital (tinggi/tinggi atau 1/0)
·
Sensitivitas:
Nilai: Sensitivitas dapat diatur melalui potensiometer pada modul
·
Waktu Respon:
Nilai: Kurang dari 2 milidetik
·
Suhu
Operasional: Nilai: -10°C hingga 70°C
·
Dimensi:
Nilai: 3.2 cm x 1.4 cm x 0.7 cm (modul)
·
Indikator
LED: Nilai: LED on-board untuk indikasi output
Gambar 6.
Grafik Respon Sensor SW-420
4. Sensor
Touch
Sensor
sentuh adalah perangkat elektronik yang dapat mendeteksi sentuhan atau kontak
fisik. Sensor ini mengubah perubahan kapasitansi, resistansi, atau medan
listrik yang disebabkan oleh sentuhan menjadi sinyal listrik yang dapat
diproses oleh mikrokontroler atau rangkaian elektronik lainnya.
Gambar
7. Touch Sensor
Prinsip
kerja saat kondisi touch sensor tidak terdentuh, maka sensor menunjukkan output
yang tinggi, yang menunjukkan bahwa tidak ada sentuhan yang terdeteksi. Apabila
suatu disentuh, kapasitas sensor berubah ketika jari atau objek konduktif
lainnya menyentuh permukaannya. Ini terjadi karena jari berfungsi sebagai
elektroda tambahan dan mengurangi jarak antara elektroda dan tanah, sehingga
meningkatkan kapasitansi sensor.
Mengidentifikasi Perubahan dalam Kapasitansi, rangkaian osilator internal
sensor TTP223 sensitif terhadap perubahan kapasitansi. Perubahan frekuensi
osilator diubah oleh peningkatan kapasitansi akibat sentuhan. Rangkaian
pembanding, juga dikenal sebagai comparator, mendeteksi perubahan frekuensi
ini. Setelah itu rangkaian pembanding akan menghasilkan jika perubahan
kapasitansi melebihi ambang batas yang ditentukan.
Karakteristik Sensor Sentuh TTP223:
- Tegangan Operasi: Nilai:
2.0V hingga 5.5V DC
- Konsumsi Daya: Nilai: <
1.5 µA (mode standby), < 8 µA (mode operasi)
- Output: Jenis: Sinyal
digital
Tegangan Tinggi: 0.8 * VCC (maksimal)
Tegangan Rendah: 0.3 * VCC (maksimal)
- Response Time:
- Mode
fast response: Sekitar 220 ms
- Mode
low power: Sekitar 60 ms
- Sensitivitas: Kapastansi
yang Disarankan: 0.1 μF hingga 50 pF untuk sensitivitas yang berbeda
- Mode Operasi:
- Mode
Touch: Ketika disentuh, output berubah (tinggi/rendah)
- Mode
Toggle: Ketika disentuh sekali, output berubah (tetap tinggi/rendah)
sampai disentuh kembali
- Suhu Operasional: -30°C
hingga 85°C
- Dimensi Fisik: Ukuran Modul:
2.4 cm x 2.4 cm (modul breakout TTP223)
Gambar 8.
Grafik Respon Touch Sensor
5. Ultrasonic
Sensor
Sensor
ultrasonik adalah perangkat elektronik yang menggunakan gelombang suara
ultrasonik (frekuensi di atas 20 kHz) untuk mendeteksi keberadaan dan jarak
objek. Sensor ini bekerja berdasarkan prinsip pantulan gelombang suara, di mana
sensor memancarkan gelombang ultrasonik dan kemudian mengukur waktu yang
dibutuhkan gelombang tersebut untuk kembali setelah dipantulkan oleh objek.
Gambar 9.
Ultrasonic Sensor
Sensor
ultrasonik dilengkapi dengan transduser pemancar atau transmitter, yang mengubah sinyal
listrik menjadi gelombang suara ultrasonik. Gelombang ultrasonik ini kemudian
dipancarkan ke objek atau target yang ingin dideteksi. Sebagian energi
gelombang ultrasonik akan dipantulkan kembali ke sensor saat gelombang
ultrasonik merambat di udara dan mengenai permukaan objek.
Sensor ultrasonik juga memiliki transduser penerima, atau penerima, yang
mengambil gelombang pantulan dan mengubahnya menjadi sinyal listrik. Sensor
ultrasonik menghitung waktu tempuh gelombang ultrasonik dari pemancar ke objek
dan kembali ke penerima.
Menghitung Jarak Sensor mengukur waktu tempuh. Jarak = (waktu tempuh x
kecepatan suara) / 2
Karakteristik
Utama:
- Tegangan Operasi (Vcc): 5V
DC
- Konsumsi Arus: 15mA
- Frekuensi Kerja: 40kHz
- Jangkauan Pengukuran: 2cm -
400cm (atau 4m)
- Resolusi: 0.3cm
- Sudut Pengukuran: <15
derajat
- Output:
- Trigger:
Input untuk memicu pengukuran jarak
- Echo:
Output pulse yang lebarnya sebanding dengan jarak objek
- Dimensi: 45mm x 20mm x 15mm
Gambar
10. Grafik Respon Ultrasonic Sensor
6. LCD
16x2
LCD (Liquid Crystal Display)
16x2 adalah jenis
tampilan yang terdiri dari dua baris, masing-masing dengan 16 karakter. LCD ini
umum digunakan dalam proyek-proyek elektronik untuk menampilkan data, status,
atau informasi lainnya. LCD 16x2 menggunakan teknologi cairan kristal untuk
mengontrol piksel, yang memungkinkan tampilan data dengan konsumsi daya yang
rendah.
Gambar 11. LCD
16x2
Karakteristik LCD 16x2:
- Tegangan Operasi: Nilai:
4.7V hingga 5.3V DC (biasanya 5V)
- Arus Operasi: Nilai: Sekitar
1 mA tanpa backlight, hingga 15 mA dengan backlight
- Interface:
- Jenis:
Parallel (8-bit atau 4-bit)
- Pin:
16 pin (termasuk VCC, GND, kontrol, dan data)
- Jumlah Karakter: Nilai: 16
karakter x 2 baris
- Ukuran Karakter: Nilai: 5x8
piksel per karakter
- Waktu Respon: Nilai: Beberapa
milidetik (ms)
- Mode Operasi: Nilai: Bisa
dioperasikan dalam mode 8-bit atau 4-bit
- Suhu Operasional: Nilai:
-20°C hingga 70°C
7. Modul
I2C LCD
Modul
I2C LCD adalah kombinasi dari layar LCD (Liquid Crystal Display) dengan
antarmuka I2C (Inter-Integrated Circuit). LCD berfungsi sebagai tampilan
visual, sedangkan I2C adalah protokol komunikasi serial yang memungkinkan
mikrokontroler atau perangkat lain untuk berkomunikasi dengan LCD menggunakan
hanya dua kabel (SDA dan SCL).
Gambar
12. Modul I2C LCD
Karakteristik Utama:
·
Tegangan
Operasi: Nilai: 5V DC
·
Arus
Operasi: Nilai: Sekitar 2 mA tanpa backlight
·
Interface:
Jenis: I2C (Inter-Integrated Circuit)
Alamat
Default: Biasanya 0x27 atau 0x3F, tergantung model modul
·
Jumlah
Karakter: Nilai: 16 karakter x 2 baris
·
Ukuran
Karakter: Nilai: 5x8 piksel per karakter
·
Backlight:
LED backlight (dapat diatur menggunakan potensiometer)
·
Konsumsi
Daya: Tergantung pada konfigurasi backlight
·
Suhu
Operasional: Nilai: -20°C hingga 70°C
8. Motor
Servo
Motor servo adalah jenis motor yang digunakan
untuk mengontrol posisi sudut yang presisi. Motor ini memiliki mekanisme umpan
balik yang memungkinkannya untuk mengontrol posisi atau sudut secara akurat.
Motor servo biasanya digunakan dalam berbagai aplikasi di mana kontrol posisi
yang tepat diperlukan, seperti robotika, sistem kendali otomatis, dan model RC.
Gambar
13. Motor Servo
Karakteristik
Motor Servo:
- Tegangan Operasi: Biasanya
4.8V hingga 6V DC.
- Torsi: Kekuatan putar motor,
biasanya dinyatakan dalam kg.cm atau oz.in.
- Kecepatan: Kecepatan putar
motor, biasanya dinyatakan dalam detik per 60 derajat (s/60°).
- Rentang Sudut: Sudut
maksimum yang dapat diputar oleh poros motor (biasanya 0° hingga 180°).
- Jenis Gear: Jenis roda gigi
yang digunakan dalam gearbox (misalnya, logam atau plastik).
- Resolusi: Ketepatan posisi
motor.
- Deadband: Rentang sudut di
mana motor tidak merespons sinyal kontrol.
9. Solenoid
door lock
Solenoid door lock adalah mekanisme pengunci pintu
yang menggunakan solenoid sebagai aktuator utamanya. Solenoid adalah perangkat
elektromagnetik yang mengubah energi listrik menjadi gerakan mekanis linier.
Penggunaan solenoid dalam door lock memberikan keunggulan dalam penguncian atau
pembukaan pintu secara otomatis dengan mengontrol aliran arus listrik.
Gambar
14. Solenoid door lock
Karakteristik
Solenoid Doorlock:
- Tegangan Operasi: Biasanya
12V atau 24V DC.
- Arus Operasi: Bervariasi
tergantung pada ukuran dan kekuatan solenoid, biasanya dalam kisaran
ratusan miliampere (mA) hingga beberapa ampere (A).
- Gaya Tarik: Kekuatan yang
dihasilkan oleh solenoid untuk menarik plunger, biasanya dinyatakan dalam
Newton (N) atau kilogram-force (kgf).
- Waktu Respons: Waktu yang
dibutuhkan solenoid untuk menarik plunger setelah arus listrik dialirkan.
- Siklus Kerja (Duty Cycle):
Persentase waktu solenoid dapat diaktifkan dalam periode tertentu tanpa
mengalami overheat.
10. LED
LED (Light Emitting Diode) adalah semikonduktor yang mengubah
arus listrik menjadi cahaya secara langsung melalui efek elektroluminesensi.
LED sangat umum digunakan dalam berbagai aplikasi karena efisiensi energi yang
tinggi, umur panjang, dan ketersediaan dalam berbagai warna.
Gambar
15. LED
Karakteristik
LED:
- Tegangan Maju (Vf): Tegangan
minimum yang diperlukan agar LED dapat menyala. Biasanya berkisar antara
1.8V hingga 3.3V, tergantung pada warna LED.
- Arus Maju (If): Arus
maksimum yang dapat dialirkan melalui LED tanpa merusaknya. Biasanya
berkisar antara 10mA hingga 30mA.
- Intensitas Cahaya (Luminous
Intensity): Jumlah cahaya yang dipancarkan oleh LED, biasanya dinyatakan
dalam millicandela (mcd).
- Panjang Gelombang
(Wavelength): Menentukan warna cahaya yang dipancarkan oleh LED.
- Sudut Pandang (Viewing
Angle): Sudut di mana cahaya LED dapat terlihat dengan jelas.
11. Piezo
Buzzer
Buzzer adalah jenis transduser
elektro-akustik yang mengubah sinyal listrik menjadi suara yang dapat didengar.
Biasanya buzzer digunakan untuk memberikan sinyal audio atau alarm dalam
berbagai aplikasi.
Gambar
16. Buzzer
Karakteristik
Utama:
·
Tegangan
Operasi: Tegangan yang dibutuhkan untuk mengaktifkan buzzer (biasanya 3V, 5V,
12V, atau 24V DC).
·
Frekuensi
Resonansi: Frekuensi di mana buzzer menghasilkan suara paling keras.
·
Tingkat
Tekanan Suara (SPL): 100 dB
·
Konsumsi
Arus: Jumlah arus yang dibutuhkan buzzer saat beroperasi.
·
Jenis
Suara: Terus-menerus (continuous) atau terputus-putus (intermittent).
·
Polaritas:
Beberapa buzzer memiliki polaritas positif (+) dan negatif (-) yang harus
diperhatikan saat pemasangan.
·
Ukuran
Fisik: Diameter dan tinggi buzzer.
Pada saat jama’ah ingin berinfaq
dengan jarak tertentu dari kotak infaq, sensor pir(passive infrared)
yang diletakkan dikotak infaq akan mendeteksi jama’ah. Jika sensor pir
mendeteksi kehadiran seseorang, sistem akan memberi sinyal ke arduino dan
arduino memberi daya ke motor servo membuat lubang kotak infaq terbuka. Lubang
kotak infaq akan terbuka selama periode tertentu apabila sensor pir masih
mendeteksi kehadiran jama’ah. Apabila
kotak infaq telah penuh, sensor ultrasonik akan mendeteksi hal tersebut.
Sensor ultrasonik menggunakan
gelombang suara untuk mengukur jarak antara sensor dan permukaan benda (dalam
hal ini uang dalam kotak). Sensor ditempatkan di atas kotak infaq menghadap ke
bawah, jika jarak antara sensor dan tumpukan uang mendekati jarak yang telah
ditentukan (misalnya sangat pendek karena uang hampir memenuhi kotak), maka
sistem akan menandakan bahwa kotak sudah penuh. Informasi ini ditampilkan di
lcd yang terhubung dengan mikrokontroler untuk menampilkan informasi visual
tentang status kotak infaq.
Kotak infaq juga dilengkapi sensor
rfid (radio frequency identification) dan sensor getaran(vibration)
sebagai pengaman, dimana sensor menggunakan gelombang radio untuk membaca
informasi yang disimpan dalam tag rfid. Pengguna yang memiliki kartu/tag rfid
yang terdaftar yang dapat membuka kotak infaq. Saat kartu/tag rfid yang valid
didekatkan, sistem akan mengirimkan sinyal untuk membuka solenoid doorlock agar
pintu kotak infaq terbuka. Sedangkan vibration Sensor untuk mendeteksi apabila
kotak dibawa dicuri. Sensor getaran mendeteksi perubahan gerakan atau getaran
pada kotak. Jika sensor mendeteksi getaran yang signifikan, maka hal ini
mengindikasikan kotak sedang dipindahkan dengan cara yang mencurigakan, sistem
akan memicu alarm. Alarm yang digunakan ialah piezo buzzer.
Terakhir, kami menggunakan touch sensor
pada kotak infaq, dimana hal ini membuat kondisi mikrokontroler dan sensor
dalam keadaan mati. Sensor bekerja saat terjadinya sentuhan dan mendeteksi
kontak fisik. Sensor ini ditempatkan di lokasi strategis pada kotak infaq.
Ketika disentuh, sensor akan mengirim sinyal ke mikrokontroler untuk mematikan
daya ke semua sensor dan komponen elektronik dalam keadaan tertentu.
Mikrokontroler dan sensor akan berada dalam kondisi mati hingga sensor sentuh
diaktifkan kembali.
B. Slave
#include <Wire.h>
#include <LiquidCrystal_I2C.h>
#include <SPI.h>
#include <MFRC522.h>
#define TRIGGER_PIN 2
#define ECHO_PIN 3
#define RFID_SS_PIN 8
#define RFID_RST_PIN 9
#define BUZZER_PIN 4
#define SOLENOID_PIN 5
LiquidCrystal_I2C lcd(0x27, 16, 2);
MFRC522 rfid(RFID_SS_PIN, RFID_RST_PIN);
Servo myservo;
void setup() {
Serial.begin(9600);
pinMode(TRIGGER_PIN, OUTPUT);
pinMode(ECHO_PIN, INPUT);
pinMode(BUZZER_PIN, OUTPUT);
lcd.begin();
lcd.backlight();
SPI.begin();
rfid.PCD_Init();
myservo.attach(SERVO_PIN);
myservo.write(0); // Servo in closed position
}
void loop() {
if (Serial.available()) {
String message = Serial.readString();
if (message == "ALARM") {
digitalWrite(BUZZER_PIN, HIGH);
delay(1000);
digitalWrite(BUZZER_PIN, LOW);
}
}
handleUltrasonic();
handleRFID();
}
void handleUltrasonic() {
long duration, distance;
digitalWrite(TRIGGER_PIN, LOW);
delayMicroseconds(2);
digitalWrite(TRIGGER_PIN, HIGH);
delayMicroseconds(10);
digitalWrite(TRIGGER_PIN, LOW);
duration = pulseIn(ECHO_PIN, HIGH);
distance = (duration / 2) / 29.1;
if (distance < 5) {
lcd.clear();
lcd.print("Box is Full");
} else {
lcd.clear();
lcd.print("Donate Please");
}
}
void handleRFID() {
if (!rfid.PICC_IsNewCardPresent() || !rfid.PICC_ReadCardSerial()) {
return;
}
// Assuming we have a valid card ID stored
String validID = "YOUR_VALID_ID_HERE";
String readID = "";
for (byte i = 0; i < rfid.uid.size; i++) {
readID += String(rfid.uid.uidByte[i] < 0x10 ? " 0" : " ");
readID += String(rfid.uid.uidByte[i], HEX);
}
if (readID == validID) {
myservo.write(90); // Open the box
delay(5000); // Keep the box open for 5 seconds
myservo.write(0); // Close the box
}
rfid.PICC_HaltA();
rfid.PCD_StopCrypto1();
}
video simulasi rangkaian proterus
Download File [KEMBALI]
No comments:
Post a Comment